Buat yang memiliki
impian wisata ke gurun pasir tapi belum punya cukup budget untuk ke timur
tengah, maka solusinya adalah datang ke Vietnam. Ya, di Vietnam juga ada wisata
gurun pasir bak di timur tengah sana, nama kotanya adalah Mui Ne. Untuk ke Mui
Ne, sebaiknya dari Ho Chi Minh City (HCMC) karena posisinya lebih dekat, hanya
sekitar 6 jam perjalanan dengan bus. Berikut beberapa catatan perjalanan saya
ke Mui Ne.
Baca juga : Panduan
Traveling ke Vietnam bagi Pemula
Dari HCMC bisa
menggunakan bus atau kereta. Saya memilih menggunakan bus, karena lebih banyak
pilihan, baik providernya maupun jam keberangkatannya. Sementara kereta, (saya
dengar) hanya satu kali keberangkatan sehari. Dari referensi yang saya
baca maupun dari rekomendasi dari teman-teman, saya memilih menggunakan bus The
Sinh Tourist. Lupa harga persis tiketnya, kalau tidak salah sekitar VND
200.000-an untuk sleeper bus. Sebenarnya bisa
mendapatkan harga yang lebih murah sih, tapi untuk bus dengan model
bangku seating biasa. saya pikir, biarlah bayar agak sedikit lebih
mahal, tapi lebih nyaman dan bisa tidur sepanjang perjalanan. Oh ya, The Sinh
Tourist ini juga menjual paket tour di Mui Ne loh, baik sunset maupun sunrise.
Berhubung karena keterbatasan waktu, maka saya hanya mendatangi objek-objek
mainstream saja, maka saya memutuskan untuk pakai jasa tour agent ini.
Saya ambil paket sunrise jeep tour seharga VND 140.000/orang. Seperti namanya,
tour ini akan menggunakan mobil jeep, 1 jeep berisi 4 orang, tentu nanti saya
akan digabung dengan turis lainnya, supaya genap 4 orang.
![]() |
Barisan para jeep :D |
2. Sampai Mui Ne, Then
What?
Untuk kalian yang
berniat menginap di Mui Ne, mungkin tidak akan terlalu merepotkan, tentu saja
hotel menjadi tujuan pertama dan selanjutnya bisa disesuaikan. Nah, untuk yang
tidak berniat menginap di Mui Ne seperti saya, saya anjurkan untuk mengambil
bus terakhir (jam 8 malam) dari HCMC dan akan sampai di Mui Ne pada jam 02.00
subuh. Sunrise tour akan mulai jalan jam 4 subuh, jadi lumayanlah bisa
istirahat sambil tidur-tidur ayam di sofa-sofa resort tersebut. Ada kamar mandi
dan toilet yang bersih juga, jadi yang mau dandan, bahkan mandi itu bisa
banget.
![]() |
Sleep on the sleeper bus, nyamannnn |
Jam 4 subuh, 1 per 1
jeep berdatangan, nanti para supir jeep akan mendatangi kita dan bilang
jeep-nya sudah ready. Ingat, sebagian besar supir jeep itu tidak bisa berbahasa
inggris. Jadi, siap-siap aja menggunakan bahasa tarzan sekreatif mungkin. Jam 4
lewat sedikit, jeep akan mulai jalan untuk mengejar sunrise. Vietnam
menggunakan jalur kanan, jadi nanti jangan kaget kalau supirnya serasa melawan
arah ya. Bagi yang membawa backpack berukuran besar atau yang membawa koper
yang dinilai nanti merepotkan ketika tour, sebaiknya dititipkan di resort saja,
tapi pastikan backpack atau koper sudah terkunci dan tidak berisi barang-barang
berharga.
3. Destinasi Tour
Paket tour yang saya
ambil adalah paket tour sunrise setengah hari menggunakan jeep. Tour ini akan
mendatangi tempat-tempat mainstream di Mui Ne. Ada 4 highlight tempat yang saya
datangi, yaitu:
a. White Sand Dunes
Tujuan pertama saya
adalah White Sand Dunes. Sampai di sini, saat langit masih gelap, belum
terlihat matahari sama sekali. Tapi, puluhan jeep telah terparkir rapi, pun
ratusan turis berbaris di gerbang gurun. Persis di gerbang tersebut, ada
bapak-bapak yang menawarkan jasa ATV. Yap, jarak dari gerbang tersebut hingga
ke puncak gurun lumayan jauh dan menanjak. Beberapa turis saya lihat teguh
menempuhnya dengan berjalan kaki. Saya??? Oh nooo, mau nyiapin tenaga untuk
seharian dan harus balik ke HCMC siang ini, biarlah naik ATV saja. Harganya
lumayan mahal, USD 15 perorang. Perkiraan saya perjalanan dengan ATV akan
mulus dan menyenangkan ternyata keliru. Abang rider ATV ternyata membawa saya
ngebut bak offroader kawakan di gurun tersebut. Tentu saja cuma bisa teriak dan
pegangan erat di besi jok ATV tersebut. Nanjak ngebut, turun lebih ngebut lagi.
Jantung berasa tertinggal di belakang saking cepatnya. Tapi sesampainya di
puncak gurun tersebut, suguhan alam akan membuat kita terpana. Matahari yang
menyembul perlahan di hamparan gurun yang luas sungguh spektakuler sekali buat
saya. Mau pose seperti apapun, bahkan asal-asal cekrek sekali pun hasil fotonya
tetap aja ciamik. Cuma agak disayangkan, ATV dan jeep yang berseliweran
menyisakan jejak di permukaan pasir dan membuat kesan alami nya berkurang. Gak
masalah sih sebenarnya, tapi ya mengurangi nilai estetika foto aja sih,
menurutku.
![]() |
Sunrise di White Sand Dunes, Amazing |
Puas geguliran di
puncak gurun, saya ingin kembali ke gerbang tempat pertama masuk tadi. Stop
saja ATV yang sudah kosong. Oh ya, jangan sampai kertas (tiket) bukti
pembayaran ATV tadi hilang ya, nanti sewaktu mau naik lagi musti liatin lagi ke
rider ATV nya. Rata-rata rider ATV nya tidak bisa berbahasa Inggris, jadi ya ga
usah repot ngenglish juga, gak bakal paham juga abangnya. Setelah saya naik, si
abang rider kembali membawa saya off road naik turun
perbukitan pasir. Kondisi alam yang sudah terang benderang membuat saya bisa
melihat dengan jelas sekeliling saya, dan teriakan saya juga semakin histeris,
naik-turun dan belokannya ngalahin roller coaster di Dufan ini
mah. Ternyata si abang rider tidak membawa saya langsung ke gerbang
tempat keluar, saya malah di drop di pinggir sebuah danau yang sangat cantik
dan tidak serramai di puncak gurun. Setelah saya tanya-tanya, ternyata danau
itu bernama Lake Lotus. Tidak terlalu luas sebenarnya, cuma posisinya yang
berada di tengah-tengah gurun begini, membuat lanskap-nya semakin epic.
b. Red Sand Dunes
Seperti namanya, gurun
pasir yang satu ini berwarna merah. Berlokasi di pinggir jalan raya, jadi aak
lebih mudah dijangkau dibanding gurun sebelumnya. Di sini tidak tersedia ATV
untuk naik ke puncak gurun. Semua pengunjung berjalan kaki, mulai dari parkiran
sampai manapun sanggup. Merasa tenaga cukup terkuras di gurun sebelumnya, maka
saya memutuskan tidak akan nanjak terlalu jauh. Toh, yang dilihat juga sama,
pasir-pasir juga. Foto-foto sebentar dan langsung balik kanan. Kalau saya
perhatikan, salah satu cara menikmati gurun ini adalah dengan bermain
seluncuran. Oh, makanya banyak ibu-ibu dan anak-anak yang menawarkan
semacam mat seukuran sajadah untuk alas meluncur di pasir.
![]() |
Main seluncuran pasir, sand surfing |
Nama tempatnya sih
kedengaran keren ya. Eh tapi, ini benar-benar tidak sesuai ekspektasi sama
sekali. Hmmm, atau mungkin karena buat kita ini sudah lumrah banget kali ya.
Jadi ini tuh semacam perkampungan nelayan gitu. Lengkap dengan view kapal-kapal
berbagai ukuran yang terapung di lautan, sampan-sampan nelayan berbentuk bundar
(seperti baskom) yang membawa ikan hasil tangkapan dari kapal ke darat,
disambut dengan transaksi jual beli ikan di pantainya. Saya tidak menghabiskan
waktu lama di sini. Yah begitu, kalau yang model begini di Indonesia juga
bejibun, hoho.
![]() |
Buat orang Indonesia, pemandangan seperti ini pasti B aja |
d. Fairy Stream
Tempat ini adalah
tempat terakhir yang saya sambangi selama di Mui Ne. Entah karena apa tempat
ini mereka namai dengan Fairy Stream. Tempat ini berupa sungai dangkal dengan
air semata kaki saja, tapi dasarnya adalah pasir lembut yang berwarna
kemerah-merahan. Air-nya jernih, sehingga dasar sungai bisa terlihat dengan
jelas. Di kiri-kanan sungai ini, kita bisa melihat tebing-tebing pasir berwarna
juga kemerahan yang katanya bisa berubah bentuk setiap saat, terpengaruh oleh
arus sungai maupun air hujan. Di beberapa titik terlihat para turis naik dan
memanjat tebing-tebing pasir tersebut, entah ada apa di atas tebing sana, tapi
kalau prediksi saya sih palingan hanya berupa hamparan pasir saja, makanya saya
tidak berminat untuk ikut-ikutan naik ke atas sana. Selain itu di beberapa spot
juga ada penduduk lokal yang berjualan, mulai dari minuman, buah-buahan, hingga
ke cinderamata. Lalu apa yang bisa dilakukan di sini?? Jalan menyusuri sungai
ini, iya seperti zaman SD dulu yang kalau pulang sekolah lepas sepatu trus
masuk ke got atau sungai. Mo menyusuri ke hulu dulu atau ke hilir dulu, bebas.
Kalau saya, ngikut kemana yang rame, rame-ny ke hulu ya sudah saya pun jalan ke
hulu. Jangan lupa lepas sepatu ya, tidak diizinkan pake alas kaki masuk ke
sungai dangkal ini. Konon katanya sungai ini berujung ke sebuah air terjun,
tapi butuh perjalanan yang masih cukup jauh. Saya sempat bertanya ke seorang
bule yang berjalan berlawanan arah dengan saya, katanya masih sekitar 1 km
lagi. Ah cape dehhh...kasian driver jeep yang nunggu saya di luas sana. lagi
pula, perut sudah minta di isi, sedari nyampe di Mui Ne jam 2 subuh tadi, ini
perut belum di isi apa-apa.
![]() |
Main di selokan, yesss |
4. Balik ke HCMC
Sekitar jam 11 siang,
trip saya dengan jeep ini telah selesai. Driver jeep kembali mengantarkan saya
ke kantor The Sinh Tourist. Sebenarnya saya minta diantar ke restoran atau
tempat makan yang terkenal di Mui Ne. Apalah daya, sudah mengerahkan bahasa Tarzan
paling kreatif yang saya bisa, si bapak driver tidak paham juga. Pasrah,
akhirnya saya sampai di resort tempat dimana saya juga didrop oleh bus Sinh
Tourist semalam. Baiklah, celingak celinguk sebentar dan terlihatlah persis di
seberang jalan berderet beberapa warung tempat makanan dan swalayan.
Alhamdulillah, akhirnya bisa makan dengan makanan yang lumayan enak dan harga
yang masih masuk akal. Setelah makan, saya kembali ke lobby resort, selonjoran
sebentar, ngambil backpack yang saya titipkan, dan mandi. Iya, resort ini punya
toilet dan kamar mandi yang bisa dipakai oleh penumpang bus yang bahkan tidak
menginap seperti saya. Setelah segar mandi, saya kembali selonjoran di sofa
lobby resort itu, sambil menunggu bus yang akan kembali membawa saya ke HCMC jam
13.00 nanti. Perjalanan dari Mui Ne selama 6 jam lagi, sampai di HCMC jam 7
malam. Last stop nya adalah di kantor Sinh Tourist yang ada di district 1. Dari
kantor Sinh Tourist ini, tinggal jalan kaki ke hotel tempat saya menginap.
Terbukti, trip di Mui Ne tanpa menginap juga bisa :)
No comments:
Post a Comment