Tidak kalah heboh dari Formula 1 ataupun MotoGP, di Indonesia ada sebuah even balapan yang juga sangat dinanti-nanti oleh masyarakat, yaitu Balapan Sapi. Jika di Madura disebut Karapan Sapi, maka di Sumatera Barat disebut Pacu Jawi. Kali ini Uni ingin menjelaskan mengenai even unik Pacu Jawi yang telah menjadi agenda tetap di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Dalam Bahasa Minang, Pacu berati Balap, Jawi berarti Sapi. Jadi, Pacu Jawi berarti Balapan Sapi. Perlombaan ini dipercaya telah ada dari ratusan tahun silam, diadakan setiap setelah masa panen, kurang lebih 3 - 4 kali dalam setahun. Perlombaan ini ditujukan selain untuk menjadi hiburan bagi masyarakat juga untuk selebrasi rasa syukur atas hasil tani yang didapat. Pacu Jawi ini diadakan setiap tahunnya, tempat penyelenggaraannya hanya di 4 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Rambatan, Pariangan, Limau Kaum, dan Sungai Tarab.
![]() |
The Racers |
Walau sama-sama menggunakan Sapi sebagai alat yang digunakan untuk berpacu, namun antara Karapan Sapi di Madura dan Pacu Jawi di Sumatera Barat memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok adalah lahan yang digunakan. Karapan Sapi diselenggarakan di lahan kering yang datar, sementara Pacu Jawi dilaksanakan di sawah yang masih basah. Perbedaan lainnya, Karapan Sapi biasanya menyandingkan 2 pasang atau lebih Sapi untuk saling pacu hingga ke garis finish, sedangkan Pacu Jawi hanya membiarkan 1 pasang Sapi di lintasan saja dan pemenangnya berdasarkan lurus atau tidaknya lari disertai dengan kecepatan waktu Si Sapi. Konon hal ini ditujukan untuk menghindari adanya praktik taruhan yang kerap dilakukan penonton setiap ada lomba-lomba sejenis ini.
Seorang joki bertugas untuk mengendarai sepasang sapi yang diapit oleh alat pembajak sawah. Joki berdiri dialat bajak tersebut sambil memegang tali kendali dan menggigit ekor sapi. Menggigit ekor sapi bertujuan untuk memacu lari sapi, semakin kuat gigitan joki di ekor sapi, semakin kencang juga lari si sapi.
|
Tanggal | Lokasi | Kecamatan | ||
Januari (6,27) | Sawah Binuang | Sungai Tarab | ||
Februari (3, 10,17) | Sawah Tangah | Pariangan | ||
Maret ( 3,10,17,24) | Silabuak | Limo Kaum | ||
April (7,14,21,28) | Cubadak | Limo Kaum | ||
Mei (5) | Cubadak | Limo Kaum | ||
Juni (23,30) | Magek | Rambatan | ||
Juli (7,14,28) | Magek | Rambatan | ||
Agustus (4,11,18) | Parambahan | Lima Kaum | ||
September (9, 16, 23, 30) | Tanah Datar | – | ||
Oktober (4, 21, 28) | Tanah Datar | – | ||
November (8 25) | Tanah Datar | – | ||
Desember (2, 9) | Tanah Datar | – |
Kalau nonton pacuan di ladang yang berlumpur begini, alamat harus bawa baju ganti ya?
ReplyDeleteGa juga sih mba, pematang sawah nya lumayan tinggi kok
DeleteSekalipun orang Minang, sering juga pulang kampung, belum pernah sekalipun ikut menyaksikan pacu Jawi ini. Ada-ada saja halangannya. Semoga suatu saat atau tahun ini bisa melihat. Amin
ReplyDeleteHarus mbaaa ehh uniiii hehhehe
DeletePacu Jawi lebih sulit berarti ya karena hanya satu lintasan dan harus lurus
ReplyDeleteYang lurus yang menang mass, hehe
DeleteBerbeda tempat berbeda nama dan peraturannya juga ya..tapi pacu jawi ini juga lebih berprikehewanan ya...karena jawi-jawinya tidak dipaksa lari seperti 1sti karapan sapi...he3, tfs mb..
ReplyDeleteTapi ngilu liat buntut jawinya digigit jokinya, huhu
DeletePacu Jawi itu seolah balapan sendirian yah. Tapi kita harus mengamati lurus atau enggak. Kayaknya sama sulitnya dengan Karapan Sapi di Madura deh...
ReplyDeleteBener mbaaa....sendiri tapi musti lurusss
DeleteSeruuuu! Pasti ramai dengan sorak-sorai penonton, ya. Pengen deh cobain nonton di barisan paling depan :D
ReplyDeleteSiap-siap kecipratan lumpur ya mbaaaa, hehe
DeleteAku minang hehehdh
ReplyDeleteYang minang harus udah pernah nonton langsung nih mbaaa hehe
DeleteSelain harga jualnya naik, pemenangnya juga dapat hadiah kan?
ReplyDeleteJawi-jawinya itu memang khusus untuk dilombakan atau jawi harian yg digunakan untuk membajak sawah?
Jawinya bukan yang harian mas, emang disiapkan untuk even pacu jawi aja, yang menang harganya pasti naik berlipatganda, hehehe
DeleteTernyata beda ya Pacu Jawi dengan Karapan sapi hehehe. Aku belum pernah nonton secara langsung nih. Syerem takut keseruduk sapi yang oleng wkwkwkw 😂
ReplyDeleteBerdiri di bagian pematang yang tinggi mba, biar kalo ada jawi yang oleng, kita bisa amann
DeleteMbak, kalo tahun 2019 lihat jadwalnya di mana ya?
ReplyDeleteSaya udah tanya-tanya mba, tapi belum launching kayanya, nanti kalau udah dapat, saya share yaaa
DeleteWoaah, ada juga lomba balap sapi selain Madura. Cuman aku suka kasihan kalau karapan. Sapinya harus dikasih ramuan penguat agar larinya kencang. Dab pastilah ini demi taruhan
ReplyDeleteKalau Pacu Jawi sepertinya lebih adil ya. Antara manusia sama sapinya kudu kompak
Tapi kalau pacu jawi, buntut jawinya digigit sama jokinya mba, suka gak tega juga :(
DeleteTernyata beda ya dengan karapan sapi aturan mainnya, susah nih harus jalan lurus ya..
ReplyDeleteIya beda mba, tapi sama-sama exciting kan?
DeleteAku penasaran, syarat jadi jokinya apa ya?
ReplyDeleteGimana itu gigit ekor si sapinya?
Hahahha...kalau ada kesempatan nanti saya tanyain ya mba...:D
DeleteIni keren. Pacu Jawi ini tiap tahun jadi ajang hunting fotografer. Demi apa aku tahu informasi pacu jawi ini dulu dari foto-fotonya AFP mbak.. keren sik ini, lomba adu kerbau di lumpur, penuh warna. Sudah jadi perhatian dunia juga kan?
ReplyDeleteIya mba, udah jadi event dunia juga ini...orang kita pake kamera HP aja fotonya keren, apalagi yang udah prof
Delete